Wednesday, November 21, 2018

Jangan Korbankan Bangsa Sendiri

Jaya Suprana - Jangan Korbankan Bangsa Sendiri

GUBERNUR Bali, Wayan Koster menginstruksikan Bupati Badung Nyoman Giri Prasta untuk menutup 16 toko Tiongkok yang melakukan praktik bermasalah.

Keberadaan toko-toko bermasalah itu dinilai telah membuat citra buruk bagi pariwisata di Bali dan Indonesia.

# Tegas

Sikap tegas Gubernur Bali Wayan Koster disampaikan usai rapat tertutup dengan para pelaku wisata Bali di Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Jumat 16 November 2018.

Dalam rapat tersebut terungkap terdapat 16 toko Tiongkok dengan jenis usaha art shop dan travel di Kabupaten Badung. Seluruhnya diketahui melakukan praktik usaha secara tidak benar. Ke-16 toko Tiongkok itu dinilai berdampak buruk pada citra pariwisata di Bali secara keseluruhan.

Gubernur Bali menginstruksikan untuk menutup toko-toko itu. Wayan Koster yang juga mantan anggota DPR ini mengaku tidak takut penutupan toko-toko Tiongkok akan berdampak pada penurunan kunjungan turis Tiongkok ke Bali. Menurut dia, wisatawan yang akan datang ke Bali akan terseleksi dengan sendirinya.

# Kontra

Sikap tegas Gubernur Bali terhadap para warga Tiongkok yang membuka usaha di Bali menimbulkan kontroversi pro-kontra. Para penganut mashab globalisasi ekonomi yang menghendaki planet bumi masa kini tidak mengenal perbatasan kenegaraan yang membatasi gerak kegiatan bisnis, jelas menganggap sikap Gubernur Bali sangat tidak bijak.

Apalagi para pengusaha Republik Rakyat Tiongkok yang memang ditugaskan oleh pemerintah RRTiongkok untuk dengan semangat San Min Chu I membuka lahan usaha di luar negeri jelas sangat tidak setuju terhadap sikap Gubernur Bali yang terkesan anti globalisasi.

Kehadiran para pengusaha RRTiongkok di Pulau Dewata merupakan pengejawantahan neo-kolonialisme ekonomi demi membuka lebensraum bagi rakyat RRTiongkok untuk menguasai planet bumi abadi. Globalisasi sekadar kedok gombalisasi untuk membenarkan bangsa kuat menjajah bangsa lemah melalui jalur ekonomi.

# Kedaulatan Ekonomi

Bagi saya sebagai warga Indonesia dilahirkan di Bali serta senantiasa berupaya mempelajari makna semangat  kedaulatan ekonomi yang digelorakan oleh Bung Hatta, kebijakan Gubernur Bali menutup para toko Tiongkok yang melakukan praktik bermasalah jelas selaras dengan semangat kedaulatan ekonomi negara, bangsa dan rakyat Indonesia.

Penguasa Republik Rakyat Tiongkok juga pasti tidak suka para apabila pengusaha Indonesia membuka usaha secara membabibutatuli di bumi Republik Rakyat Tiongkok.

Maka sudah sewajibnya para pengusaha Tiongkok tidak bersikap seenak karep udele dhewe namun santun dan beradab mematuhi falsafah di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung.

Saya yakin bahwa Konfusius sepaham dengan Bung Hatta dalam senantiasa menjunjung tinggi kedaulatan ekonomi negara, bangsa dan rakyat diri sendiri masing-masing namun di sisi lain juga senantiasa menghormati dan menghargai kedaulatan ekonomi negara, bangsa dan rakyat lain.

Jangan korbankan nasionalisme demi globalisasi maka jangan korbankan kepentingan bangsa sendiri. Merdeka!

Sumber : www.rmol.co

Baca Juga
Kolom Politik

No comments: